Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Tempat Sejarah

MAKAM MBAH BUYUT BITING

×

MAKAM MBAH BUYUT BITING

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM

Pada suatu malam, ada seorang warga desa karangpoh yang bermimpi disuruh membersihkan tempat pembuangan sampah, keesokan harinya, warga itupun membersihkan sampah dan menebangi suket / rumput. Warga tersebut menemukan makam kuno tidak hanya satu, tapi 9 makam yang selama ini tertimbun dlm tumpukan sampah. Salah satu makam itulah yang kemudian dipercaya warga setempat sebagai makam Mbah Buyut Biting.

Ada yang mengatakan bahwa Buyut Biting ini satu generasi dengan Sunan Giri VI dan Buyut Senggulu di Desa Terate atau pada saat pemerintahan Panembahan Mas Witono. Beliau mengabdi pada Sunan Giri VI, bahkan ketika Sunan Giri sedang tidur, Beliau selalu menjaga agar jangan sampai ada nyamuk yang mengganggu tidurnya. Beliau menjaga Panembahan Mas Witono dalam tidurnya dengan cara membawa biting untuk menghalau nyamuk yang mengganggu. Karena hal itulah, Beliau disebut sebagai Buyut Biting.

Example 500x500

Memang banyak versi yang beredar di masyarakat sekitar karangpoh tentang Buyut Biting. Meski demikian mereka tetap mengangap bahwa makam aulia yang berada di sekitar kampung harus dijaga dan dirawat demi menjaga kearifan budaya lokal.

Lokasi makam yang terletak di Jl. Abdul Karim Gang 9, RT 07, RW 01, Desa Karangpoh, kecamatan Gresik itu juga termasuk makam aulia? Lantas, siapakah Buyut Biting itu? Memang data tertulis mengenai makam Mbah Buyut Biting belum diketemukan sehingga kita masih terus mencari data2 pendukung. (M.Ha)

Wlahu’alam bhisawab…

Example 300250
Example floating

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SORBANSANTRI.COM
Kisah Kiai dan Ulama'

Tahukah kalian tentang Ibnu Khaldun? Beliau adalah pemikir terkemuka abad ke-14 yang dikenal luas karena karyanya, “Muqaddimah.” Ibnu Khaldun lahir pada 27 Mei 1332 di Tunisia dalam keluarga berpengaruh. Melalui “Muqaddimah,” ia memperkenalkan konsep asabiyyah atau solidaritas sosial sebagai kunci kebangkitan dan kejatuhan peradaban.

SORBANSANTRI.COM
Nahdlatul Ulama'

Tragedi ini seharusnya menjadi pelajaran penting bahwa rakyat Indonesia hanya menginginkan Pancasila sebagai dasar negara. Namun, ketika Muso menyebarkan komunisme, mengapa Rabithah Alawiyah (RA) tidak memperingatkannya?