fbpx

Khutbah Jum’at: Kabar Gembira Bagi Orang yang Sabar dalam Menerima Musibah

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah.

Alhamdulillah. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah azza wajalla dzul Jalali wal ikram yang telah memberikan kita nikmat yang tiada batas. Nikmat hidup, nikmat sehat dan utamanya nikmat Iman dan Islam. Dengan nikmat iman dan Islam, kita dalam melaksanakan ketaatan pada Allah SWT. Marilah kita gunakan nikmat ini dengan melaksanakan ketaatan dan ketakwaan sampai akhir hayat kita.

Jama’ah yang dikasihi Allah

Ujian, atau bencana tak henti-hentinya kita saksikan. Baik itu penyakit, kematian, kelaparan, virus , banjir, gempa atau aktivitas gunung berapi. Bencana alam melanda diberbagai wilayah. Hal ini adalah bagian dari sunnatullah atau hukum-hukum Allah sebagai ujian bagi kaum yang beriman sehingga Allah memberikan mereka dan ampunan.

Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang , (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S 155-157)

Allah memberikan musibah dalam rangka untuk menebus dosa bagi kaum yang beriman.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (الشورى: ٣٠)

“Dan musibah apa pun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan dosa kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (QS asy-syura: 30)

Baca Juga  TURBA PC ke-15 : Pentingnya Kerjasama dan Bersatu antara Ulama' dan Umaro'

Musibah bagi kaum beriman adalah ujian atau teguran. Bukanlah adzab apalagi laknat. Musibah yang melanda kaum beriman adalah tanda kasih sayang Allah. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan memberikannya musibah untuk mengangkat derajat mereka pada derajat yang lebih tinggi.

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ)

“Sesungguhnya yang besar didapatkan melalui musibah yang besar pula. Apabila Allah ta’ala mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah meridhainya. Dan barangsiapa yang tidak ridha maka Allah murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-).

Karenanya, semakin tinggi derajat seseorang maka semakin berat musibah yang Allah kenakan kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَأَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانَ)

“Orang yang paling berat bala’ dan musibahnya adalah para nabi, lalu orang-orang yang berada di bawah derajat mereka lalu orang-orang yang berada di bawah derajat mereka, seseorang diuji dengan bala’ sesuai dengan kadar kekuatannya memegangteguh agama” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban).

Sebagai sesama muslim, tugas kita bersama adalah memberikan hal yang positif bagi saudara kita yang terkena musibah. Memberikan bantuan dalam bentuk atau materi. Yang wafat agar mendapat ampunan dari Allah sehingga Husnul Khatimah mendapat tempat yang mulia disisi Allah. Yang terkena musibah agar diberikan kesabaran dan keteguhan iman. Kondisi pulih sedia kala dan dalam senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Yang tidak terkena bencana hendaknya selalu waspada bahwa musibah akan menemuinya kapan saja.

Tidak ada hamba yang luput dari musibah. Semua akan diuji oleh Allah sesuai dengan kadar kesanggupannya. Musibah atau ujian atau cobaan beragam bentuknya tak sebatas hanya bencana alam atau kematian saja. Kemiskinan, ekonomi yang sulit, maraknya pencurian, anak-anak yang sulit dinasihati hingga keretakan tangga adalah bagian dari ujian yang Allah berikan untuk menguji hamba-Nya yang bertakwa.

Baca Juga  Sikap dan perilaku nabi MUHAMMAD SAW saat berbicara dan wasiat menjaga lisan

Sebagai sesama muslim, tidak sepatutnya berprasangka buruk pada Allah dan manusia sehingga mengkaitkan musibah sebagai adzab dan laknat. Tugas kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah dan manusia. Bukan untuk menghakimi. Adzab dan laknat hanya Allah berikan kepada hamba-Nya yang kufur, yang ingkar atau tidak melaksanakan syariat Islam.

Perintah untuk selalu berprasangka baik dan larangan berprasangka buruk terhadap manusia diantaranya:

إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ
”Prasangka itu tidak mendatangkan kebenaran apa pun.” (Yunus: 36)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah memperbanyak prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.” (Al-Hujurat: 12)

إياكم والظنَّ فإنَّ الظن أكذَبُ الحديثِ

”Takutlah kalian berprasangka, karena ia merupakan sedusta-dusta perkataan.” (HR. Tirmidzi).

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah 2

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(abi sorban)

  • Bagikan

Pesan Bijak