Batam, 18 Oktober 2024 – Sebuah kapal berbendera Malaysia diduga melakukan pencurian pasir laut di perairan Batam, Kepulauan Riau. Kapal tersebut dicurigai mengambil pasir secara ilegal dari wilayah Indonesia untuk kemudian dijual ke Singapura. Penangkapan kapal ini dilakukan oleh patroli gabungan TNI Angkatan Laut dan Bea Cukai setelah adanya laporan dari warga setempat mengenai aktivitas mencurigakan di sekitar perbatasan laut Indonesia-Malaysia.
Kapal yang membawa pasir laut dalam jumlah besar ini dihentikan oleh petugas ketika sedang berlayar menuju perairan internasional. Komandan patroli TNI AL, Kolonel Laut Rudi Hartono, mengonfirmasi bahwa kapal tersebut tidak memiliki izin resmi untuk mengambil pasir laut di wilayah Indonesia. “Kami mendapati kapal tersebut memuat ribuan ton pasir laut yang diduga akan dikirim ke Singapura. Saat diperiksa, mereka tidak dapat menunjukkan dokumen sah terkait aktivitas mereka,” ujar Kolonel Rudi.
Kegiatan ilegal pencurian pasir laut menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, mengingat dampaknya yang merusak lingkungan dan menimbulkan kerugian ekonomi. Penambangan pasir laut yang tidak terkendali dapat mengancam ekosistem laut serta mempercepat abrasi pantai di kawasan pesisir.
Menurut laporan, pasir laut yang dicuri ini akan dijual ke Singapura, negara yang selama ini diketahui menggunakan pasir laut sebagai material untuk reklamasi dan memperluas wilayah daratannya. Selama bertahun-tahun, Singapura telah menjadi pembeli utama pasir laut dari berbagai negara, termasuk Indonesia, meskipun pemerintah Indonesia telah melarang ekspor pasir laut sejak 2003 untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Pihak berwenang saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kapal tersebut serta kru yang terlibat. Jika terbukti bersalah, mereka akan menghadapi tuntutan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia mengenai pencurian sumber daya alam.
Sementara itu, pemerintah Indonesia akan memperketat pengawasan di wilayah perbatasan laut guna mencegah terjadinya aksi serupa di masa mendatang.