sorbansantri.com – Di tengah gema pertempuran yang tak kunjung reda, Rusia kembali mengaktifkan taktik lama yang terbukti efektif: penggunaan tabir asap. Bukan hanya sekadar manuver defensif, langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengelabui teknologi pengintai modern.
Dalam beberapa insiden terbaru, Rusia telah menggunakan tabir asap untuk melindungi infrastruktur vital seperti Jembatan Kerch dari serangan rudal Ukraina. Asap tebal yang dihasilkan tidak hanya mengaburkan pandangan, tetapi juga mengacaukan sistem navigasi drone First Person View (FPV) dan drone pengintai artileri, yang menjadi mata dan telinga di medan perang.
Kendaraan khusus yang dikenal sebagai TDA-3 menjadi pionir dalam operasi ini. Dengan platform truk KamAZ-5350 6×6, kendaraan ini dilengkapi dengan tiga modul utama yang memungkinkan pembuatan asap dalam skala besar. Dari unit daya tambahan hingga tangki berkapasitas ribuan liter, TDA-3 dirancang untuk menciptakan dinding asap yang dapat bertahan hingga enam jam lamanya.
Meskipun belum banyak digunakan di Ukraina, keberadaan TDA-3 telah menimbulkan kekhawatiran akan penggunaannya yang lebih luas di masa depan. Sebagai respons, Ukraina juga telah mengadopsi taktik serupa, meskipun dengan kemampuan yang lebih terbatas.
Saat Rusia bergerak ke barat dan Ukraina mempertahankan posisi defensif, penggunaan asap tebal ini tidak hanya menjadi alat untuk maju, tetapi juga simbol dari perang yang semakin bergantung pada teknologi. Dan di tengah kecanggihan senjata modern, terkadang solusi sederhana seperti asap dapat menjadi kunci untuk bertahan hidup di medan perang yang penuh dengan ‘hantu’ drone. (AI Sorban)