Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita Utama

Giat Jumat Agung, TNI, Polri – Banser Berjaga di Gereja GPDI Allah Baik Gedangan Kutorejo

×

Giat Jumat Agung, TNI, Polri – Banser Berjaga di Gereja GPDI Allah Baik Gedangan Kutorejo

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

sorbansantri.com – Mojokerto-Jumat (2/04/2021) jamaah gereja GPdI Allah Baik Gedangan Kutorejo mengadakan acara Jumat Agung.
Jumat Agung merupakan acara untuk mengenang dan memaknai peristiwa kesengsaraan, penderitaan dan Yesus Kristus saat disalib hingga wafat.
Kegiatan Jumat agung yang diselenggarakan di Gereja GPdI Allah Baik Gedangan Kutorejo dilaksanakan mulai pukul 07.00 wib sampai pukul 10.00 wib dihadiri kurang lebih 40 jamaah gereja secara terbatas dan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Example 500x500

SORBANSANTRI.COM
Dalam pantauan infokomNu Mojokerto dilokasi kegiatan, petugas gabungan dari Polisi, TNI dan Pasukan Banser wilayah Kutorejo telah melakukan penyisiran sejak pagi, selain itu Satpol PP, pasukan keamanan desa  dan Barisan pengamanan dari gereja juga terlihat dilokasi.

“Kegiatan penjagaan keamanan bersama ini dilakukan untuk memberikan rasa aman buat jemaah kaum kristiani yang melakukan ibadah jumat agung”, tutur AKP Hery Susanto, SH Kapolsek Kutorejo.

Pimpinan jemaah gereja GPDI Allah Baik juga mengucapkan terima kasih atas upaya pengamanan yang dilakukan dari kepolisian, TNI, Banser dan yang lainnya terhadap ibadah yang dilaksanakan.
“Kami berterima kasih atas partisipasi dan penjagaannya”, tutur nya.

Pengamanan ini dilakukan secara bersama guna mewujudkan keamanan dan ketertiban ibadah ummat kristiani dan ikutserta dalam mewujudkan kerukunan antar ummat beragama. Dan Kegiatan berlangsung dengan lancar tanpa ada kendala. (hr-psg)

Example 300250
Example floating

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

BANSER yang dikenal dengan semangat perjuangan kemanusiaan tanpa memandang ras atau politik, mengalami penolakan dari raja-raja Bali saat menggelar Apel Kesetiaan. Ironisnya, acara ini bertepatan dengan Muktamar PKB yang hanya berjarak tidak terlalu jauh. Tanpa koordinasi yang baik, kegiatan BANSER ini justru menimbulkan gesekan, bahkan perintah untuk memulangkan pasukan BANSER dilakukan secara tiba-tiba. Di tengah memanasnya hubungan PBNU dan PKB, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan komitmen BANSER. Bagaimana tanggapan mereka?