cyberaswaja.online- Transkrip dari nasehat Gus Mus semalam 21 April 2020 agar kita semua mendapat manfaat darinya.
- Ketahuilah, kepanikan global yang disebabkan makhluk Allah yang sangat lembut ini MASIH TERLALU KECIL dibanding kepanikan akbar yang terjadi di yaumil qiyamah.
- Ada yang memandang pandemi ini sbg musibah, pelajaran dan juga pencucian atas dunia.
- Kita biasanya mengejar dunia, sekarang dipaksa menjaga jarak dengan dunia sehingga langit pun menjadi bersih dan cerah.
- Dulu kita sibuk dengan dunia, tanpa jarak, sampai jarang di rumah. Dengan keluarga berjarak, dengan diri kita sendiri, apalagi!
- Kita dipaksa kembali pada keluarga kita dan diri kita sendiri.
- Wabah menghancurkan keangkuhan kita
- Yang kaya menjadi sombong karena kekayaannya, yg berpangkat karena pangkatnya, yang berilmu karena ilmunya.
- Kini mereka semua yang kaya, yang berilmu yang berpangkat semua kelimpungan.
- Kita diajak Alloh untuk menengok diri kita sendiri sebagai manusia saja, tanpa embel embel tanpa gelar, sebagai anak cucu adam.
- Kullukum min adam. Wa adam min turab. Setiap darimu adalah anak cucu adam, dan adam adalah dari tanah.
- Kita lupa kita bersaudara sama sama sebagai anak cucu adam. Kita lupa asal kita tanah!
- Kita diutus menjadi khalifah di atas dunia, tapi justru menjadi hamba dunia.
- Ini mesti menjadi perenungan kita dimasa sulit ini, ketika kita sendiri dengan Allah, agar kita bisa kembali *menjadi hamba Allah yang dhaif* dan kemudian bertaubat.
- Tapi dengan ujian seperti ini pun kita masih angkuh.
- Kita sibuk membersihkan jasad, tapi kita lupa membersihkan diri.
- Kita satu jam dua jam membersihkan badan, itu bagus, tapi kita lupa membersihksn ruh yang menjadi inti diri kita.
- Kita minta tolong kepada Allah tapi masih berjarak dengan Allah dan masih lengket dengan dunia.
- Keangkuhan (karena ilmu, harta, pangkat) dan kedekatan kita dengan dunia itulah yang membuat kita berjarak dengan Allah.
- Oleh karena itu marilah kita bertaubat.