Masjid Cheng Hoo Pemersatu Umat, Bergaya Cina-Jawa


SORBAN SANTRI-
Cheng Ho lahir di tahun 1371 di Propinsi Yunan, Tiongkok dan ia beragama Islam karena ayahnya adalah keturunan suku Hui yang udah pernah melaksanakan ibadah haji di Mekah. Waktu umur 10 tahun Cheng Ho kecil ditangkap oleh tentara kerajaan Tiongkok, lalu dikebiri dan dijadikan tentara. Selanjutnya Cheng Ho mengabdi kepada Kaisar Yongle dari Dinasti Ming dan atas perintahnya Cheng Ho berlayar ke berbagai tempat di dunia sebagai utusan Kerajaan Tiongkok.

Ekspedisi Cheng Ho dimulai pada tahun 1405 sampai 1433 dan ia telah menyambangi beberapa negara di Asia seperti Vietnam, Taiwan, Malaka, Sri Lanka, India, Arab, dan pernah juga mendarat di Pulau Sumatra dan Jawa. Sejarah mencatat Cheng Ho telah tujuh kali berlabuh di pelabuhan Nusantara, di antaranya di Banda Aceh, Cirebon, Semarang dan Jawa Timur yang saat itu masih di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Saat berlabuh Cheng Ho bukan hanya memberikan berbagai hadiah kepada raja, namun juga bersosialisasi dengan penduduk setempat. Saat itulah terjadi pertukaran budaya dan komunitas Tiongkok yang sudah menetap di Nusantara pun mengenal agama Islam di bawah bimbingan Laksamana Cheng Ho.

MELEPAS LELAH DI MASJID CHENG HO PASURUAN
Sejarah berdirinya Masjid Cheng Ho Pasuruan ini cukup unik karena ide pendiriannya berasal dari Bupati Pasuruan, Jusbakir Aldjufri, yang ingin agar Pasuruan memiliki sebuah landmark dengan banyak fungsi dan bermanfaat bagi siapapun. Di tahun 2003 Masjid Cheng Ho Pasuruan mulai dibangun dengan dukungan dan prakarsa Pembina Iman Tauhid Islam (PITI), sebuah organisasi yang mewadahi umat Muslim Tionghoa di Indonesia.

Baca Juga  HILANGNYA MALAIKAT MASJID

Lokasi yang dipilih untuk pendirian Masjid Cheng Ho adalah pertigaan Jalan Raya Pasuruan-Malang-Tretes, cukup strategis dan bisa kamu lihat kalo kamu hendak pergi ke Malang dari arah Surabaya atau sebaliknya. Masjid Cheng Ho mengaplikasikan perpaduan tiga gaya arsitektur sekaligus, yaitu Jawa, Arab dan Tiongkok, dan inilah yang menjadikan Masjid Cheng Ho menarik sebagai tujuan wisata religi.

Masjid Cheng Ho Pasuruan adalah bangunan dua lantai dengan bentuk atap bersusun seperti pagoda khas Tiongkok. Menurut para sesepuh PITI, bentuk atap bersusun ini dipilih bukan tanpa alasan. Atap bersusun Masjid Cheng Ho punya makna yang dalam banget karena melambangkan hidup manusia di dunia yang sebaiknya tak hanya mengurusi masalah duniawi namun juga mendekatkan diri kepada Yang Di Atas.

Kamu bisa melihat sisi dalam pagoda dengan naik ke lantai dua Masjid Cheng Ho. Di sini kamu bisa melihat langit-langit Masjid Cheng Hoo menjulang tinggi ke atas sehingga udara di dalamnya terasa sejuk dan menentramkan hati. Dari jendelanya kamu akan melihat panorama sekeliling yang indah dengan kawasan Tretes mengintip di kejauhan. Tapi kamu hanya boleh mendatangi bagian Masjid Cheng Ho yang satu ini kalo kamu hendak sholat, travelers.

Baca Juga  JANGAN NGAKU NGAKU NAHDLIYYIN NAHDLATUL ULAMA KALAU MASIH INGIN MENGHANCURKAN NKRI

Masjid Cheng Ho dicat dengan warna khas Daratan Tiongkok, yaitu merah menyala. Beberapa ornamen kaligrafi tampak menyatu dengan atap Joglo khas Jawa dan ini bisa kamu lihat di area lantai satu Masjid Cheng Ho. Bagian ini aslinya diperuntukkan sebagai ruang pertemuan yang boleh dipakai siapapun yang membutuhkan. Tapi kalo lagi kosong biasanya dipake para pengunjung Masjid Cheng Ho buat beristirahat atau tidur-tiduran.

Sambil tiduran kamu bisa menikmati jagung rebus, kopi hangat atau kudapan khas Pasuruan lain yang banyak dijajakan di pelataran Masjid Cheng Ho. Tapi buang sampahnya jangan sembarangan ya, travelers. Sebelum kamu meninggalkan Masjid Cheng Ho, mampir dong ke Pasar Buah yang ada di sebelahnya buat membeli aneka makanan oleh-oleh, kripik atau pernak-pernik buat mengingatkanmu selalu pada Masjid Cheng Ho Pasuruan. (ABI SORBAN)
SUMBER

Tinggalkan Balasan