Jakarta — Gelombang panas yang terus melanda wilayah Indonesia membuat masyarakat bertanya-tanya kapan kondisi ini akan berakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena suhu panas ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. BMKG menyatakan bahwa kondisi panas yang dirasakan sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh posisi matahari yang berada di dekat khatulistiwa dan fenomena El Niño.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa intensitas panas yang terasa beberapa waktu terakhir ini disebabkan oleh pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim ekstrem. Selain itu, El Niño turut memperparah kondisi panas dengan mengurangi tingkat kelembaban di atmosfer, sehingga suhu udara terasa lebih tinggi dari biasanya.
“Panas yang kita rasakan ini merupakan bagian dari dampak El Niño yang meningkatkan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Fenomena ini cenderung memperpanjang musim panas dan membuat cuaca lebih kering di banyak wilayah Indonesia,” jelas Dwikorita.
BMKG memperkirakan bahwa suhu panas ekstrem ini akan berlangsung hingga akhir tahun, namun intensitasnya diprediksi mulai mereda pada akhir November hingga Desember. Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan suhu yang mungkin terjadi di malam hari.
Dalam menghadapi kondisi ini, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan saat suhu mencapai puncaknya di siang hari. “Minumlah cukup air putih dan gunakan pelindung diri seperti topi atau payung untuk menghindari sengatan matahari langsung,” tambah Dwikorita.
Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan suhu yang cenderung tinggi, BMKG mengingatkan untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru agar dapat mengantisipasi kemungkinan cuaca ekstrem. Pemerintah daerah diimbau untuk bekerja sama dalam menyediakan fasilitas pendinginan di tempat-tempat umum sebagai langkah mitigasi dari risiko kesehatan akibat suhu panas.
Dengan adanya informasi ini, diharapkan masyarakat lebih siap dalam menghadapi fenomena panas ekstrem hingga kondisi cuaca kembali normal pada penghujung tahun.