SORBAN SANTRI– KH. Wahid Hasyim (Ayahanda Gus Dur) adalah tokoh pertama yang menyuarakan Khittah. Dan ini di pahami dengan benar oleh penerus sanad keilmuan beliau , yakni KH. Ahmad Shiddiq. Beliau inilah yang memformulasikan konsepsi Khittah NU bersama Gus Dur, putra KH. Wahid Hasyim.
NU TIDAK KEMANA², TAPI ADA DI MANA².
Ungkapan ini sangat terkenal di awal era pemberlakuan Khittah (Pemilu 1987). Ungkapan ini sebenarnya segaris dengan gerakan yang digagas oleh tokoh-tokoh NU saat itu, yakni ; PENGGEMBOSAN PPP.
Sebuah ungkapan, seyogyanya kita pahami makna yang tak tertulis. Satu contoh ; “Islam kami adalah Islam tanpa sekat, tanpa memperhatikan golongan”
Ungkapan ini, sebenarnya ingin menghilangkan sekat golongan, melepas sekat madzhab dan mengajak semua orang Islam untuk masuk ke dalam golongan mereka.
NU yang sejak tahun 1972 – 1984 berfusi di dalam sebuah partai, dengan ungkapan tersebut, NU membebaskan Nahdliyin untuk memilih, tentu dengan maksud utama adalah menghabiskan kekuatan partai tersebut, yang tidak “memperhatikan NU”
Kalau di cermati dalam perjalanan sejarah, ungkapan NU TIDAK KEMANA-MANA, TAPI ADA DI MANA-MANA ini tidak lagi di dengungkan saat reformasi datang, pada tahun 1998. (abi sorban)
#santri nderek kyai
#nderek kyai sampai mati
#nujamaah-nujamiyah