sorbansantri.com – Untuk menjadi ekstrimis radikalis teroris tidak butuh orang orang pinter, hanya berbekal dengan semangat takbir dan semangat jihad serta mengepalkan tangan dengan emosi hujatan kebencian dengan membangun klimaks tempramental serta memusuhi orang Yang tidak sepandangan.serta semangat mengkafirkan semua orang.
Ruang dan potensi para selebritis yang baru hijrah ditahbiskan menjadi ustadz ustadzah tanpa dasar dengan menugasi mengendorsmen produk produk di setigmakan islami dan syar,i dengan sejumlah iklan iklan uang menampakkan dengan balutan ayat dan hadist Nabi Yang dianggap penguat manfaat dan produk tersebut semisal madu kurma habbatussauda dan lain untuk masalah brand pakaian harus memakai katanya ala Nabi,semisal celana cingkrang gamis dll. Padahal tidak semua di Amini Nabi.
Sedangkan orang orang bodoh yang tak tahu apa apa di manfaatkan sebagai aneksasi agen agen keras pengebombaman dan hujatan serta pembidahan danitu sangat efektif. Karna otaknnya sudah dicuci mereka yang belum paham Agama ditiupkan ditelinganya dengan tidak akan masuk surga tanpa perang melawan orang kafir dengan kebiadapan jargon. Hidup hanya sekali harus berjuang perang yakin melawan kedhaliman bahkan bila perlu syahid bunuh diri.
Selain itu orang orang pinter baik dari Akademisi praktisi yang cerdas menjadi tumpul karena derasnya doktrinasi dengan iming-iming kenikmatan sek dan poligami yang dikemas Islami. Bukan hanya itu mereka diajak makar mengkritik dan menyerang pemerintah membabi buta dengan alasa kafir thaghut dan dzolim serta memunculkan distrust terhadap Pancasila lalu membuat provokasi dimana-mana terutama di dunia maya.
Untuk anak kecil mulai paud TK akan di ajari mars dan nyayi dan semangat jihad dan mengibarkan bendera bendera dari negara timur tengah Yang digambarkan masih kemelut dan belum damai bunga benci pada negara dan bangsa sendiri.
Fenomena fenomena diatas sepertinya tidak kentara dan terlihat jelas namun konsep pembalutan agama dan pengutamaan simbol dan lambang itu nantinya yang akan menjadikan Islam dhahiran sebagaimana Agama formalitas tanpa substansi yang jelas, yakni toleransi kasihnya sayang dan menghargai sesama akan hilang dan munculan intoleran lalu meletupkan gejala radikalitas.
Yang paling mengerikan ketika hasil doktrinasi itu telah mengerak membuncah pada hati dan pikiran orang bodoh dan orang pinter serta anak anak kecil Yang polos tanpa siraman rohani dari guru dan masyayih. Maka mereka akan menjadi monster monster pembunuh mengatas-namakan jihad dan surga dan memusuhi orang tuanya yang tidak sama dengan pikirannya. (abdulloh faizin)