fbpx

NU GARIS LURUS MENCERMINKAN SIAPA DI BELAKANGNYA

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

RIJALUL ASWAJA NU-Entah atas usul dan restu siapa NUGL didirkan, apakah hanya sebatas inisiatif segelintir tokoh pendiri dan pengurusnya yang tak lebih dari 10 orang itu? Bukankah mereka pernah mengenyam pendidikan ? Bukankah Kyainya di Pesantren adalah Tokoh yang terhormat di NU?

Maka tak berlebihan jika mereka disebut sekawanan propagandis tak beradab, dengan berani merongrong NU yang didirikan oleh Tokoh yang dikenal kewaliannya. Dan tentu ilmu para pendiri NUGL tersebut adalah ke Kyai yang memiliki keNUan yang kental. Secara tak langsung mereka telah mencoreng nama baik dan pesantrennya. Istilah ‘Garis Lurus’ cermin kesombongan yang seolah olah mereka adalah yang paling benar. Namun faktanya idiom garis lurus ternyata sebanding dengan dan tindak tanduk mereka selama ini yang menabrak norma-norma yang dijunjung tinggi di dunia pesantren, dunianya kaum Nahdliyin. Semua yang dianggapnya bengkong dihantam tanpa kromo alias tanpa adab, Baru-baru ini Pesantren yang disegani seperti Lirboyo tak luput dari hantaman ‘kawanan garis lurus’.

Baca Juga  Semangat DKC CBP KPP Kabupaten Mojokerto Sukseskan Makesta IAI Uluwiyah

Sekalipun sudah minta maaf melalui akun yang sama, tetap saja residu negatifnya tak begitu saja lenyap, karena apa yang sedang mereka perankan adalah cermin kebencian membuncah para tokohnya, entah karena sakit hati atau kah iri tapi realitasnya mereka adalah sengkuni tak terbantahkan. Jika tokoh-tokoh NUGL tersebut menjunjung tinggi adab dan keilmuan, maka sudah tentu mereka berani diajak duduk bersama, bukan malah koar-koar ke sana kemari bagai anak kecil yang bodoh. Akhirnya jadilah komplotan liar bagai anak jalanan yang menyebarkan provokasi dan kurang ajar sebagai penghujat tanpa adab. Bukan kelompok pendebat dialogis yang mampu mengisi ruang ilmiyah yang menjadi warna pesantren sebagai adat maupun istiadat. NUGL terus menggiring kata di dunia maya mengubahnya seakan sepertinya fakta.

Baca Juga  SEDEKAH SELAMA 7 HARI DARI KEMATIAN

Menggunakan karya Hasyim Asyari sebagai amunisinya. Dan yang paling miris merubah dari informasi bias menjadi justifikasi tanpa konfirmasi kepada pihak yang dihakimi. Korbannya banyak dari para yang tak terlalu dengan keadaan dan rute perpolitikan kemaslahatan dan ghirah perjuangan NU. Setelah jadi korban mereka beramai rami ngeshare dan fitnahan tanpa pertimbangan dan perhitungan. Lihatlah bahaya setelah kreatifitas nakalnya pemotongan itu apa yang dilakukan? tak ada tabyin dan klarifikasi.

#HWMI #INFOKOMBANSERNU

  • Bagikan

Pesan Bijak