Sunan Kudus Ja’far Sadiq

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

SORBAN Sunan menyiarkan agama di daerah Kudus dan sekitarnya. Beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu fikih, tauhid, , tafsir serta logika. Karena itulah di antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya), dank arena keluasan ilmunya ia didatangi oleh banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara.

Ada cerita yang mengatakan bahwa Sunan Kudus pernah belajar di Baitul Maqdis, Palestina, dan pernah berjasa memberantas yang menelan banyak korban di Palestina. Atas jasanya itu, oleh pemerintah Palestina ia diberi ijazah wilayah (daerah ) di Palestina, namun Sunan Kudus mengharapkan hadiah tersebut dipindahkan ke Pulau , dan oleh Amir (penguasa setempat) permintaan itu dikabulkan. Sekembalinya ke Jawa ia mendirikan masjid di daerah Loran tahun 1549, masjid itu diberi Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar (Masjid Menara Kudus) dan daerah sekitarnya diganti dengan nama Kudus, diambil dari nama sebuah kota di Palestina, al-Quds.

Dalam melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural, Sunan Kudus menciptakan berbagai cerita . Yang paling terkenal Gending Makumambang dan Mijil. Cara-cara berdakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut:
a.    Strategi pendekatan kepada masa dengan jalan

  1. Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah
  2. Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam
  3. Tut Wuri Handayani
  4. Bagian adat istiadat yang tidak sesuai dengan mudah diubah langsung diubah.

b.    Merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat.
c.    Merangkul masyarakat Budha
Setelah masjid, terus Sunan Kudus mendirikan padasan tempat wudlu denga pancuran yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang diatasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha “ Jalan berlipat delapan atau asta sunghika marga”.
d.   Selamatan Mitoni, biasanya sebelum acara selamatan diadakan membacakan sejarah Nabi.
Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus. Di pintu makan Kanjeng Sunan Kudus terukir kalimat asmaul husna yang berangka tahun 1296 H atau 1878 M. (ABI SORBAN)

  • Bagikan

Pesan Bijak