Surabaya, Sorbansantri.com – Keharmonisan internal Nahdlatul Ulama (NU) kembali diuji. Kali ini, Jami’yah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) menolak undangan silaturahmi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Keputusan ini diambil setelah JATMAN mencurigai adanya upaya pengambilalihan kepengurusan.
Dalam surat resmi yang ditandatangani oleh Rois Aam JATMAN, Dr Habib Muhammad Luthfiy Ali Bin Yahya, JATMAN secara tegas melarang seluruh anggotanya untuk menghadiri acara silaturahmi yang dijadwalkan pada tanggal 19 September 2024 di Hotel Bumi Kota Surabaya. JATMAN menilai bahwa acara tersebut bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan sebuah upaya untuk mengkudeta kepengurusan yang sah.
“Kami telah memantau bahwa materi silaturahmi yang akan diselenggarakan PBNU tersebut substansinya adalah menindaklanjuti hasil perbincangan kehadiran sekelompok orang yang mengatasnamakan mursyid JATMAN ke PBNU dan diterima oleh Ketua Umum PBNU,” tulis Rois Aam JATMAN dalam suratnya.
JATMAN juga mengancam akan memberikan sanksi tegas bagi seluruh anggota yang nekat menghadiri acara tersebut. Sanksi tersebut akan berupa sanksi keanggotaan dan kemungkinan sanksi lainnya yang akan ditentukan kemudian.
Menanggapi penolakan JATMAN, pihak PBNU belum memberikan pernyataan resmi. Namun, surat undangan yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa, dan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Drs H Lukman Khakim, menunjukkan bahwa PBNU sangat mengharapkan terjalinnya silaturahmi yang baik dengan JATMAN.
Konflik antara PBNU dan JATMAN ini tentunya menimbulkan kekhawatiran di kalangan Nahdliyin. Banyak yang berharap agar kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah ini secara musyawarah dan mufakat demi menjaga keutuhan NU.