SORBAN Infokom | Ada apa dengan akun FB Mustofa Maksum yang baru ini mengatai orang yang sudah meninggal. Tak hanya keji menurut kami. Lebih dari itu layak disebut pecundang. Tak berperikemanusiaan.
Disaat keluarga besar NU, khususnya Ansor-Banser tengah berkabung, ia seenaknya menghina sosok yang sangat dihormati oleh kalangan kami. Bagi kami jelas; Almarhum H Alfa Isnaeni bukan sosok biasa. Ia seorang Komandan Banser. Kader terpilih. Tepatnya panglima sebab Komando tertinggi milik Ketum Ansor.
Okelah, soal yang sudah meninggal itu komandan atau panglima, cukup kami yang tau. Cuman ayok kita berfikir jernih, menilik rasa kemanusian kita. Layakkah orang sudah meninggal diolok olok?. Setau kami Bangsa Indonesia tak setega itu.
Mau seberapa jauh perbedaannya, kepentingan politiknya, seberbeda ajarannya, pasti tak akan tega mencela sosok yang sudah meninggal. Terlebih ia seorang sosok publik, setidaknya merepresentasikan suatu organisasi atau komunitas.
Ini fenomena pelik dan njelehi. Cuman ya silakan nilai sendiri. Siapa dibalik akun Mustofa Maksum. Khusnuzan kami dia bukan warga Indonesia. Sebab warga Indonesia tak setega itu. Kalau ia warga Indonesia, berarti ia adalah oknum warga yang teracuni paham anti Pancasila. Yang bakal merongrong NKRI. Dan jelas benci NU dan Banomnya.
Dalam statusnya di facebook, tulisnya begini “Orang ini sudah mati, Panglima Banser, mau berbela sungkawa dengan tulisan arab takut dibilang kadrun dan kearab araban. Eh biar aman dan nyaman saya ucapkan salam Pancasila. >>
Eg ngomong2 mau disolatin digereja atau bijimane, ”
Yok coba dianalisis. Mungkinkah Mustofa Maksum warga biasa yang tidak terdidik oleh komunitas yang benci NU? Benci NKRI?. Asumsi kami tidak demikian.
Dari dulu yang menyerukan islam rohmatal lilngalamin, islam ala Indonesia itu NU. Kami mengamini kebenaran Islam, tapi tak sepatutnya budaya Indonesia harus diganti dengan budaya Arab. Mungkin alasan inilah yang menjadikan alasan masuknya salah satu frasa di atas soal ke Arab-araban. Jelas ia orang yang dikader komunitas benci NU.
Di kata selanjutnya, istilah “Salam Pancasila” jelas mengerdilkan pancasila itu sendiri. Sejauh ini NU berikut banomnya paling kenceng mengatakan Pancasila adalah falsafah bangsa yang sudah final tak perlu dirubah lagi. Dengan begitu tampak sekali ia kader terdidik yang benci NU dan tidak suka dengan ideologi Pancasila. Tau kan siapa?. Itu lho kelompok yang kenceng banget mau ganti Pancasila.
Nah soal jenazahnya mau disolatkan dimana, di gereja?, nah frasa itu makin jelas menunjukkan ia dari kelompok yang tak suka toleransi. Emang ya, sejauh ini Banser-lah yang gemar membantu kelompok agama lain. Termasuk pengamanan gereja saat ada acara keagamaan umat Kristiani. Salahkah demikian?. Padahal jelas Bhineka Tunggal Ika artinya apa. toleransi dan persatuan bentuknya seperti apa.
Kami menilai ia kelompok terdidik, entah ia akun pribadi atau akun kloningan kami kurang tau. Akan tetapi karena statusnya di fb sudah menyakiti hati warga Ansor Banser, Menyudutkan Pancasila, Mengerdilkan semangat toleransi, sudah sepatutnya penegak hukum mengusut tuntas dan bertindak.
Yuk jangan jadi pengecut. Tebarkan islam ramah tidak meronta-ronta.
Tulisan ini ditulis oleh Ketua Bidang Media dan IT, atas sepengetahuan Ketua PC GP Ansor Wonsobo.