SORBAN SANTRI- Saya dari dulu mengikuti pilihan para kyai NU yang selalu menjaga perdamaian, tidak memilih opsi perang. Mengapa? Sebab perang di zaman Nabi berbeda dengan zaman sekarang. Dulu di zaman Nabi perang memiliki etika. Sekarang sama sekali tidak ada etikanya karena alat perangnya membabi-buta dan meluluhlantakkan apapun.
Memangnya apa etika perang yang diajarkan oleh Nabi? Berikut adalah sabda mulia Nabi kita:
عن ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: «اﻧﻄﻠﻘﻮا ﺑﺎﺳﻢ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﻣﻠﺔ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﻭﻻ ﺗﻘﺘﻠﻮا ﺷﻴﺨﺎ ﻓﺎﻧﻴﺎ ﻭﻻ ﻃﻔﻼ ﻭﻻ ﺻﻐﻴﺮا ﻭﻻ اﻣﺮﺃﺓ، ﻭﻻ ﺗﻐﻠﻮا، ﻭﺿﻤﻮا ﻏﻨﺎﺋﻤﻜﻢ، ﻭﺃﺻﻠﺤﻮا ﻭﺃﺣﺴﻨﻮا ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ اﻟﻤﺤﺴﻨﻴﻦ»
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda (kepada para pasukan yang akan berangkat perang) : “Berangkatlah dengan nama Allah, karena Allah dan ikut Agama Rasulullah. Jangan bunuh orang tua renta, jangan bunuh bayi, jangan bunuh anak kecil dan jangan bunuh wanita. Jangan berkhianat. Kumpulkan harta rampasan perang. Lakukan islah (rekonsiliasi) dan berbuatlah baik. Sebab Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan” (HR Abu Dawud)
Dalam riwayat lain:
” ﻭﻻ ﺗﻘﺘﻠﻮا اﻟﻮﻟﺪاﻥ، ﻭﻻ ﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﺼﻮاﻣﻊ ”
“Jangan bunuh anak-anak dan para pendeta” (HR Ahmad)
Sabda Nabi yang lain:
ﻭﻻ ﺗﺨﺮﺑﻮا ﻋﻤﺮاﻧﺎ، ﻭﻻ ﺗﻘﻄﻌﻮا ﺷﺠﺮﺓ ﺇﻻ ﻟﻨﻔﻊ، ﻭﻻ ﺗﻌﻘﺮﻥ ﺑﻬﻴﻤﺔ ﺇﻻ ﻟﻨﻔﻊ، ﻭﻻ ﺗﺤﺮﻗﻦ ﻧﺨﻼ، ﻭﻻ ﺗﻐﺮﻗﻨﻪ، ﻭﻻ ﺗﻐﺪﺭ، ﻭﻻ ﺗﻤﺜﻞ
“Jangan hancurkan bangunan, jangan tebang pohon kecuali diperlukan, jangan bunuh hewan kecuali diperlukan, jangan bakar pohon kurma, jangan tenggelamkan, jangan rusak perjanjian dan jangan membunuh dengan mutilasi” (HR Al-Baihaqi)
Ini etika perang yang diperintah oleh Nabi ketika perang fi Sabilillah. Lalu kalau perang sesama Muslim apalagi sesama anak negeri? Semoga NKRI tetap aman dan damai.
•] Tulisan ini tidak secara khusus mengomentari peristiwa di Lebanon, namun menyampaikan secara umum bahaya perang. Jazakumullah Khoiron katsiron. (POST KH. MA’RUF KHOZIN)