cyberaswaja.online- Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur hadir mengisi kopdar nasional Netizen NU, Kamis (28/2) di Pesantren Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat. Ia memaparkan terkait penguatan Ahlussunnah wal Jama’ah untuk para netizen NU. KH Marzuqi Mustamar mengisahkan, ia pernah kebingungan kenapa kiai-kiai NU melakukan adzan-iqomah di kuburan saat hendak menguburkan jenazah? Padahal
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur hadir mengisi kopdar nasional Netizen NU, Kamis (28/2) di Pesantren Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat. Ia memaparkan terkait penguatan Ahlussunnah wal Jama’ah untuk para netizen NU.
KH Marzuqi Mustamar mengisahkan, ia pernah kebingungan kenapa kiai-kiai NU melakukan adzan-iqomah di kuburan saat hendak menguburkan jenazah?
Padahal cari di hadits-hadits sahih tidak ada. Setelah ditanyakan ternyata ada alasan di balik adzan-iqomah itu, yakni untuk mengusir jin. Banyak hadits sahih yang menyebutkan bahwa makanan jin adalah tulang belulang.
Maka para kiai NU tidak mau kuburan yang akan ditempati jenazah masih ada jinnya. Untuk mengusir jin digunakanlah adzan, ini sebagaimana diterangkan pula dalam hadits-hadits yang sahih.
Ada orang yang tetap kekeh mempertanyakan keabsahan adzan-iqomah di kiburan. Dengan sedikit menyindir dia mengatakan, “Masa orang yang sudah mati diajak salat?” ucapnya di hadapan hadirin.
Kiai Marzuki menegaskan kepada warga NU, jika ada pertanyaan tersebut, jawab saja dengan bertanya balik, “Kamu meyakini saat bayi baru dilahirkan disunnahkan untuk diadzan-iqomahi. Lalu untuk apa bayi diajak salat?”
Hal itu, seperti dikutip nu-online, merupakan jurus jitu KH Marzuki Mustamar menghadapi orang-orang yang masih meragukan validitas amaliah-amaliah NU. Nyata, bahwa mayoritas ummat Islam di dunia adalah pengikut ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Mayoritas pula di dunia pengikut madzhab Syafi’iyyah. Mayoritas pula menjadi warga NU! Perintah Nabi SAW, ikutilah golongan yang mayoritas,” jelas Kiai Marzuki. (nu-online/Red)