SORBAN SANTRI– “Memuliakan Nabi Muhammad itu dengan kebaikan dan keteladanan. Kalau dengan provokasi dan kata-kata kotor itu justru malah mengotori kebesaran Nabi. Keturunan Rasulullah itu menyejukkan, bukan memanaskan umat,”
Adalah Habib Hasan Mulachela, tokoh Habaib nasional dan ulama nusantara asal Solo, menegaskan, merasa prihatin adanya provokasi serta kata kasar dan jorok dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal itu menurutnya sangat bertentangan dengan akhlak Rasulullah.
“Rasulullah itu lembut dan santun akhlaknya. Beliau tidak pernah berkata kasar. Apalagi berkata provokatif,” ucap Hasan Mulachela, yang juga keturunan Nabi Muhammad SAW ini.
Karenanya, ia sangat menyesalkan jika ada ulama, bahkan habib sesama keturunan Nabi Muhammad yang tidak sesuai dengan akhlah kakek buyutnya itu.
“Memuliakan Nabi Muhammad itu dengan kebaikan dan keteladanan. Kalau dengan provokasi dan kata-kata kotor itu juatru malah mengotori kebesaran Nabi. Keturunan Rasulullah itu menyejukkan, bukan memanaskan umat,” tutur Habib Hasan.
Habib Hasan juga merasa sedih saat ada habib yang justru menjadikan peringatan Maulid Nabi dengan cara begitu. Bagi dia, memperingati Maulid Nabi itu dengan kebaikan. Misalnya berbagi kepada fakir miskin dan dhuafa.
“Kalau Hasan Mulachela menghormati dan memperingati Maulid Nabi dengan berbagi beras ratusan ton dan uang pada fakir miskin. Itu untuk memuliakan dan memperingati Maulid Rasul. Ini artinya memuliakan. Tapi ada orang lain memuliakan Maulid Nabi dengan kata-kata kotor, piye ngunu iku,” katanya.
Ia pun menyitir hadits yang diriwayatkan Tirmidzi bahwa kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lalu, sambung dia, hadits lain riwayat Al Baihaqi menyebut bahwa Rasulullah Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
“Sudah jelas kan. Yang utama adalah akhlak. Dan akhlak itu yang paling sederhana dilihat dan rasakan adalah kata-kata dan ucapannya,” tutur Habib Hasan.
Karenanya, sekali lagi Habib Hasan Mulachela minta pada para habaib untuk menjaga lisannya sesuai ajaran kakek buyutnya, Nabi Muhammad SAW. “Itu juga salah satu cara memuliakan ajaran beliau, yakni Islam Rahmatan lil ‘Alamin,” pesan Habib Hasan. (han)