Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Idiologi ASWAJAOpini dan Analisis

WAHABI PAHAMNYA HTI ORMASNYA DAN PKS PARTAINYA

×

WAHABI PAHAMNYA HTI ORMASNYA DAN PKS PARTAINYA

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM
SORBAN SANTRI-
Bukan fanatik ,tapi belajar dari fakta yang ada.
  1. Ngaku NU tapi alergi dgn Kiai Said. Secara demokratis, Kiai Said adalah pemimpin terpilih. Ini real. Fakta yg tdk bisa dipungkiri. Ditambah menuduh beliau Syiah, Liberal.Di saat yg sama diam2 ia jatuh hati pd Sugik, Felix, Baequni dll. Masya allah. Mesra sekali.
  2. Ngaku NU malah ngece-ngece Banser. Banser iki Banom NU kang.. Saya yakin, yang type begini belum pernah ikut MKNU, PKD, Makesta IPNU/IPPNU dan segala diklat kursus NU. Di matanya sih NU hanya sebatas tahlil dan Marhabanan.
  3. Ngaku NU tapi sepakat dgn orientasi HTI. Aneh banget. NU itu Nasionalis-Agamis, sedang HTI adalah Separatis atau golongan yang akan membuat negara baru dlm negara. Bodohnya lagi, ia percaya dgn isu dihembuskan HTI bhw NU disusupi PKI.Pdhl, PKI sdh dibumihanguskan Banser. Padahal, PKI & HTI di mata Konstitusi sama terlarangnya. Mereka ini teriak PKI kepada orang yang telah membumihanguskan PKI.
  4. Ngaku NU tapi tidak paham dengan komoditi bendera Tauhid yang dijadikan alat Politik menggunakan wajah agama. Ini asli korban HTI tingkat dewa.
  5. Ngaku NU selain anti Banser malah Pro FPI. FPI emang seneng ngaku NU, tapi NU bukan FPI.
  6. Ngaku NU tapi kasih embel-embel Lurus segala. Daridulu, NU sejak 1926 ya NU. Tidak ada itu lurus, bengkok, belak-belok, naik-turun.
Kalau sampean gak tahu. Itu masih untung karena tidak kena beban taklif alias dima’fu, kalau sudah dikasih info kok masih ngeyel. Ya sakarepmu, pujare ira. Sampean bisa lihat sliweran di Medsos. Orang macam begini ya satu paket. Sama saja dari point 1-6 ya orangnya itu2 aja. (abi sorban)
Example 300250
Example floating

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SORBANSANTRI.COM
Ekonomi

Amien Rais, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi yang mengizinkan ormas keagamaan mengelola tambang melalui PP Nomor 25 tahun 2024. Amien menyarankan agar Muhammadiyah tidak ikut dalam kebijakan ini, mengingat sektor tambang rawan korupsi dan praktik sogok-menyogok.