banner 728x250

Rabu Wekasan Menurut NU

  • Bagikan
banner 468x60

SORBAN SANTRI- Besok adalah malam Rabu Wekasan yaitu malam Rabu terakhir (wekasan) di bulan Shafar.
Sebagian orang ahli ma’rifat termasuk orang yang ahli mukasyafah mengatakan setiap tahun Allah menurunkan bala’ (bencana) yang berjumlah 320.000. Kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir di bulan Shafar. Maka dianjurkan hari itu shalat 4 raka’at dengan 2 salaman,” katanya,

banner 336x280

Kiai Jamal menjelaskan, shalat yang dilakukan tersebut diniati dengan shalat mutlak.
Pada setiap rakaat dalam shalat tersebut membaca
Al-Fatihah sekali,
surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali,
surat Al-Ikhlas lima kali, Al-Falaq sekali dan An-Nas sekali.
“Kemudian setelah salam membaca doa dan shalatnya tidak berjamaah. Tapi dilakukan bersama-sama di lokasi yang sama pula,” tambahnya.

Baca Juga  KOPI GLADAK CANGGU MEMPERINGATI MAULID NABI DENGAN MENYANTUNI DAN MEMBAGIKAN SEMBAKO

Tradisi Rabu Wekasan sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lain-lain. Bentuk ritual Rabu Wekasan umumnya dilakukan dengan shalat , berdoa dengan doa-doa khusus, selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.

Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut Mujarrobat Ad-Dairobi).

Anjuran serupa juga terdapat pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (W. 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa shalat khusus Rabo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati shalat sunnah muthlaqah atau niat shalat hajat. Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (20-25 Desember 1971 M) juga melarang shalat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati shalat mutlak.

Baca Juga  Silaturahmi KH Thoifur Mawardi Purworejo di kediaman Maulana Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan

“Shalatnya bisa di pagi (dluha) atau habis shalat maghrib,” pungkas Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini. (abi sorban)

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan