fbpx

Praktik Amoral Demokrasi di Indonesia: Merenung untuk Masa Depan

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

BERITA VIDEO

Oleh: Redaksi Santri

Demokrasi di Indonesia kembali menjadi sorotan tajam pasca pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November 2024 kemarin. Fenomena ini menunjukkan wajah demokrasi yang tidak lagi berorientasi pada etika dan intelektualitas, tetapi semakin dalam pragmatisme dan transaksi kepentingan.

Pilkada yang sejatinya menjadi ajang untuk melahirkan pemimpin berkualitas, justru sering kali menjadi panggung politik transaksional. Calon pemimpin yang ideal dengan visi dan misi mulia untuk kemajuan bangsa, ibarat “Patih ” yang berkomitmen pada Sumpah Palapa, terasa mustahil untuk menang dalam sistem demokrasi seperti ini.

Mengapa demikian? Karena demokrasi kita tidak lagi mengedepankan moralitas sebagai landasan utamanya. Negara, melalui regulasi dan mekanismenya, seolah memberikan ruang yang sah bagi praktik-praktik amoral yang merusak. Ketika politik uang, -janji palsu, dan penggiringan opini yang menyesatkan menjadi hal yang lumrah, sulit untuk membayangkan terciptanya kepemimpinan yang sejati.

Demokrasi Tanpa Moralitas: Sebuah Refleksi

Masalah utama yang dihadapi adalah orientasi demokrasi kita yang lebih condong pada hasil daripada proses. Calon pemimpin dinilai bukan dari kompetensi, rekam jejak, atau visi yang mereka tawarkan, melainkan dari kemampuan mereka untuk memenuhi kepentingan pragmatis kelompok tertentu.

Dalam kondisi seperti ini, etika politik dan intelektualitas tenggelam di bawah dominasi politik uang. Demokrasi transaksional ini bahkan tampak dilegitimasi oleh sistem negara itu sendiri, yang seolah-olah menutup mata terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi di lapangan.

Baca Juga  Tausiyah Habib Ali al-Jufri kepada Banser

Memperbaiki Demokrasi, Dimulai dari Mana?

Pertanyaan besar yang harus dijawab bersama adalah: dari mana memulai untuk memperbaiki demokrasi ini? Berikut beberapa langkah yang bisa menjadi pijakan awal:

  1. Pendidikan Politik Sejak Dini
    Generasi muda harus diajarkan pentingnya etika dan moralitas dalam politik. Pendidikan politik tidak hanya soal prosedur, tetapi juga nilai-nilai yang mendasari demokrasi itu sendiri.
  2. Sistem Pemilu
    Sistem pemilu yang ada perlu diperbaiki untuk meminimalkan ruang bagi politik uang dan transaksi kepentingan. Pengawasan ketat dan sanksi tegas harus diterapkan untuk setiap pelanggaran.
  3. Peningkatan Literasi Politik
    Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas dan integritas, bukan sekadar janji manis atau uang.
  4. Pemimpin Sebagai Teladan Moral
    Pemimpin yang ada saat ini harus menjadi contoh nyata dalam menjalankan politik yang berlandaskan etika dan moralitas. Tanpa teladan yang baik, hanya akan menjadi wacana kosong.

Mari Berpikir Jernih untuk Masa Depan

Praktik amoral dalam demokrasi bukan hanya merusak tatanan politik, tetapi juga merampas masa depan generasi mendatang. Sudah saatnya kita berpikir jernih dan bijak untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia dari jurang moral.

Baca Juga  Gus Latif Mengingatkan Tugas Berat Rijalul Ansor di Dirosah Kader Ula II

Perubahan tidak bisa terjadi dalam semalam, tetapi langkah kecil yang konsisten dan didukung oleh semua elemen masyarakat akan membawa kita ke arah yang lebih baik. Jangan biarkan generasi mendatang mewarisi demokrasi yang cacat.

Demokrasi harus menjadi jalan menuju kebaikan bersama, bukan sekadar alat bagi segelintir orang untuk mengejar kepentingan pribadi. Mari kita renungkan, perbaiki, dan bangun kembali demokrasi yang bermoral dan beretika untuk Indonesia yang lebih baik.

@beritasorban "Demokrasi di Indonesia kian memprihatinkan. Pilkada serentak 2024 kemarin menjadi bukti nyata bagaimana politik transaksional dan pragmatis menguasai panggung. Moralitas dan intelektualitas tak lagi menjadi ukuran. Bahkan, jika sosok sekelas Patih Gajah Mada ikut bertarung, ia akan sulit menang karena sistemnya rusak. Negara, yang seharusnya menjadi penjaga demokrasi, justru seakan melegitimasi praktik-praktik amoral ini. Tapi, masih ada harapan! Kita bisa mulai memperbaikinya dengan pendidikan politik, reformasi sistem pemilu, dan peningkatan literasi politik masyarakat. Jangan biarkan generasi mendatang mewarisi demokrasi yang cacat. Mari bersama bangun demokrasi yang bermoral, beretika, dan berintegritas. Demi masa depan Indonesia yang lebih baik!". #DemokrasiBermoral #StopPolitikUang #EtikaDalamPolitik #GenerasiBersih #ReformasiDemokrasi #Pilkada2024 #fyppppppppppppppppppppppp ♬ suara asli – Sorban Santri
  • Bagikan

Pesan Bijak