Sorbansantri.com – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua 2021-2026, KH Toni Victor Mandawiri Wanggai, menilai keputusan yang diambil Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terhadap PWNU Papua telah mengabaikan perasaan Nahdliyin di Bumi Cenderawasih.
“Keputusan-keputusan yang diambil para pemangku kebijakan di tubuh PBNU tidak boleh mengabaikan realitas sosial umat. Sebaliknya, keputusan tersebut seharusnya menjadi peneguh persatuan, bukan pemicu perpecahan,” ujar Kiai Toni pada Selasa (17/12).
Menurut Kiai Toni, ketika umat merasa tercederai oleh kebijakan yang tidak sesuai dengan amanah konstitusi, maka kepercayaan akan terancam runtuh. Hal ini berpotensi menghilangkan legitimasi moral organisasi di hadapan umat yang dilayani.
“Dengan berat hati, umat Islam di Papua mengecam segala bentuk upaya yang berpotensi memecah belah,” tegasnya.
Kiai Toni mengingatkan bahwa organisasi besar seperti NU tidak hanya dibangun di atas struktur administratif, melainkan juga pada fondasi nilai-nilai luhur yang menjiwai setiap langkahnya.
“Apa yang terjadi ketika pedoman itu tergoyahkan? Bagaimana muruah organisasi dapat dijaga di tengah badai perbedaan dan godaan kuasa? Di tanah Papua, pertanyaan-pertanyaan ini hadir tidak hanya sebagai retorika, tetapi sebagai ujian nyata atas komitmen bersama,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kiai Toni menjelaskan bahwa umat Islam di Papua hidup dalam keberagaman. Mayoritas dari mereka adalah Nahdliyin yang memandang NU bukan sekadar organisasi, melainkan rumah spiritual dan penjaga keharmonisan sosial.
“Papua adalah wilayah dengan medan dakwah yang kompleks. Kondisi geografis yang luas dan sulit dijangkau, keterbatasan infrastruktur, hingga perbedaan budaya menjadi tantangan yang hanya dapat dijawab dengan kebijaksanaan dan strategi yang matang,” ujarnya.
Namun, tantangan dakwah ini semakin berat ketika internal organisasi terguncang oleh kebijakan yang dianggap tidak berpijak pada konstitusi yang disepakati bersama.
“Tantangan dakwah ini kian bertambah berat ketika internal organisasi sendiri terguncang oleh keputusan yang dianggap tidak berpijak pada konstitusi yang disepakati bersama,” pungkas Kiai Toni. (AI Sorban)
@beritasorban Ketua PWNU Papua, Kiai Toni Wanggai, menyampaikan kekecewaan Nahdliyin Papua terhadap keputusan PBNU yang dinilai mengabaikan realitas sosial umat. Menurutnya, NU seharusnya menjadi pemersatu, bukan pemicu perpecahan. Papua memiliki medan dakwah yang kompleks dengan tantangan geografis dan budaya. Namun, kebijakan yang dianggap tidak berpijak pada konstitusi justru menambah beban umat. Kiai Toni mengingatkan, NU adalah rumah spiritual bagi mayoritas umat di Papua. Kebijakan yang tepat dan berlandaskan nilai luhur sangat penting untuk menjaga kepercayaan Nahdliyin dan muruah organisasi di tengah ujian yang ada. #NU #KiaiToniWanggai #Papua #SolidaritasNU #PWNU #PBNU #SuaraNahdliyin #PersatuanUmat #fyp ♬ suara asli – Sorban Santri