fbpx

Ketegangan Iran dan Israel: Diplomasi Panas Menuju Konfrontasi Skala Besar

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

Memanasnya Hubungan Iran dan Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat dengan intensitas yang makin mengkhawatirkan. Baru-baru ini, seorang diplomat Tel Aviv menyatakan bahwa konfrontasi skala besar dengan Iran tampaknya tak terhindarkan. Dalam wawancaranya dengan Newsweek, utusan khusus Kementerian Luar Negeri Israel, Fleur Hassan-Nahoum, mendesak Presiden (AS) Joe Biden untuk segera mengambil tindakan langsung terhadap Republik itu.

Retorika yang Menciptakan Suasana Berat

Hassan-Nahoum menyebutkan bahwa retorika Iran telah menciptakan ‘suasana yang sangat berat di Israel’. Kekhawatiran akan kemungkinan telah mencapai titik di mana Hassan-Nahoum yakin Iran dan sekutunya telah memenangkan perang psikologis. Ia pun berpendapat bahwa Washington harus bertindak segera demi perubahan di Iran dengan menargetkan infrastruktur nuklir itu menggunakan teknologi yang hanya dimiliki AS.

Baca Juga  Sekjen AFC Menanggapi Surat PSSI Terkait Keluhan Wasit di Laga Timnas Indonesia Vs Bahrain: "Kami Bingung"

Pembunuhan Ismail Haniyeh dan Eskalasi Konflik

Hubungan antara Iran dan Israel semakin memanas setelah pembunuhan milisi bersenjata Palestina, , Ismail Haniyeh, di Teheran. Iran menuding Israel sebagai dalang di balik pembunuhan ini dan bersumpah akan memberikan pembalasan yang serius. Eskalasi hubungan ini menambah ketegangan baru di wilayah Timur Tengah, dengan kekhawatiran bahwa panasnya hubungan kedua rival ini akan memancing perang besar di .

Kemitraan Iran-Rusia dan Strategi AS

Iran telah banyak berinvestasi dalam memperkuat infrastruktur militer dan nuklirnya serta memperluas persenjataan ofensif dan defensif. Hubungan kemitraan dengan Rusia juga semakin erat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di bidang pertahanan. Namun, Hassan-Nahoum berpendapat bahwa kemunduran Rusia dalam perang Ukraina saat ini menjadi hambatan bagi Moskow untuk melindungi Iran dari serangan AS. Ini dinilai sebagai momen kritis bagi AS untuk bertindak, dengan strategi yang diharapkan bisa menarik untuk menstabilkan kawasan.

Post Terkait

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan