banner 728x250

Cuci Otak Zaman Wabah di Indonesia Sekarang Ini

  • Bagikan
banner 468x60

SORBAN SANTRI- Yaa, saat ini sedang terjadi….dan terus akan terjadi…ini bagian dari dinamika hidup dan kehidupan…oleh sebab itu menjadi penting untuk diperhatikan wasiat ini :
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah, dari siapa kalian mengambil ilmu agama”
Hmm… Dimana mana.. Zaman serba viral..pejabat, rakyat, ustadz..media elektronik jg semakin membuat “seru dan saru” :
Pasar kok di buka, Masjid Tutup ? Mana lebih mulia Pasar atau Masjid?
Ini sama halnya dengan dialog² sebelumnya…
Mana lbh kuat Pancasila atau AL Qur’an? Mana lbh kuat Pendapat Sahabat atau Nabi Muhammad Saw? Mana lbh mulia kata Para Ulama/Kiyai/Buya/ajengan/Tuan Guru atau Sahabat Nabi?

banner 336x280

Nah, skrg ada lg :
Pasar kok di buka, Masjid Tutup ? Mana lebih mulia Pasar atau Masjid?
Sepintas, tanpa berfikir emosi kita PASTI mnjwb pilihan yg ke-2. (pasti Al-Qur’an, pasti Nabi, pasti Sahabat & yaa sdh tentu Masjid)

Padahal, pertanyaannya saja SUDAH KELIRU Sebab tdk layak bandingkan Pancasila dgn Al Qur’an, Sahabat dengan Nabi SAW, para Kiyai dan Sahabat Nabi, jg Pasar dengan Masjid.
Seolah semua mnjd Kontra produktif, padahal sama skl tdk. Bagaimana mungkin membandingkan Pancasila yg hasil karya cipta; budaya manusia dengan Al Qur’an yg merupakan wahyu? Sesungguhnya Pancasila adalah nilai – nilai kehidupan org Indonesia yg sejalan bahkan Al Qur’an menjadi sumber inspirasi perumus saat itu.

Bagaimana mungkin membandingkan para sahabat dengan Rasulullah Muhammad SAW… padahal Rasulullaah SAW Sendiri yg sabdakan kebenaran agama ini adalah “apa yg saya bawa dan juga sahabat-sahabat saya” (ما انا عليه واصحابه) Itulah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Begitu juga yg di fahami olh para Ulama – salafuna sholeh (yg hidup kurun tahun 1 H hingga 300 H) sampai para Ulama yg otoritatif ke ILMUAN nya usai 300 H Hingga saat ini ulama khalaf

Hmm…
Lalu Bagaimana Pasar dengan Masjid ? yaa jelas berbeda…santri santri kls Tsanawiyah sj dipesantren sangat faham bahwa ini qiyas ma’al fariq namanya. Kata anak zaman skrg ga mach: ga cocok. Kenapa? Lah, Masjid itu tempat mulia, sebaik baik tempat itu adalah Masjid. Sedangkan seburuk² tempat adalah pasar. Bahkan Masjid itu. Menjadi tempat yg sangat dicintai Allah Swt sedangkan pasar tempat yg paling dibenci, dimurkai Allah Swt ; أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهَا» (HR. Muslim)
Tapi kan pak…BERKERUMUN nya itu yg kami maksud _ (nah, msh tapi lagi…, inilah zaman Now, kl ga protes _ga keren)

Baca Juga  MEWABAH KE RANTING PACET, TIM GUGUS COVID-19 PCNU KAB. MOJOKERTO

Begini Mas : Pasar itu tempat kebutuhan hajat hidup org banyak, yg terutama adalah kebutuhan sembako. Kita akan mati jika tdk makan. Lalu apakah kita akan mati jk sementara waktu saja (sesuai himbauan, aturan) tidak shalat jamaah di masjid ? Apalagi Kondisi darurat sprt ini semestinya lebih difahami, bhw yg WAJIB itu shalatnya bukan jamaah di Masjidnya.. Sebab shalat bisa dilakukan di rumah KECUALI shalat Jum’at. Inipun sdh banyak kajian yang saya dan jg anda baca, bhw dlm kondisi tertentu bisa diganti shalat zuhur.
Padahal sudah banyak ayat, hadits dan kaidah fiqh, ushul fiqh, dll sudah dipelajari dipesantren…diajarkan oleh para guru, Alim Ulama..
Bukankaj saatnya kini “dipakai”?
—kita lanjut–
Yang membuat kita miris, sedih adalah : Jk faktor ketidak disiplinan terjadi di pasar, di Mall dll, lalu ada yg terkena Covid-19, Lalu tanpa ia sadari menulari saudaranya di Masjid, di rumah ibadah (?) Sungguh betapa besar dosa karena kecerobohannya.. (apakah kita sebagai jamaah biasa terlebih pengurus Masjid) dosa ketidak patuhan dgn Umaro sebagaimana yg Allah Swt perintahkan (brrt dosa jg kpd Nya) serta dosa memberikan mudharat org lain.
Hal semakin aneh, meributkan shalat Idul Fitri yg jelas jelas ibadah Sunnah. Bukan bermaksud meremehkan… Tetapi mengingatkan kita semua : Bahwa Hifzhun Nafs ; kewajiban menyelamatkan diri dr sgl apapun yg membinasakan yg jelas WAJIB hukumnya Harus lebih di utamakan ketimbang mengejar pahala Sunnah.
Tapi…. Inikan kan setahun sekali… Dan inikan syi’ar…
(nah, “tapi” lg…Hmm.. kl ga ngeyel ga keren)
Kenapa sih sll repot berfikir mensyi’arkan tanah lapangan? Mensyiarkan Masjid? Yg jelas Masjid sdh syi’ar… Masjid sudah dimuliakan… Kenapa saya dan anda tidak berfikir… Bhw inilah saatnya dimana kita diberi kesempatan oleh Allah Swt men-Takbir- kan rumah rumah kita dgn segenap jiwa dan raga… yg selama ini mungkin justeru “kita tinggal” baik.. Lahir maupun bathin….
Bukankah setan akan lari tunggang langgang mendengar suara Takbir
Nah! Saatnya kita beramai ramai brsm ayah-bunda, kakek Nenek, anak-isteri/suami, ber takbir ! Dgn lisan kita sendiri (jgn muadzin Masjid terus yg Takbir) dengan fikiran kita bertakbir, dgn bathin kita Takbir, menyadari dgn kesungguhan hati ALLAH DZAT YG MAHA KUASA, ALLAH SWT DZAT YG MAHA KAYA, ALLAH DZAT YG MAHA BESAR Laa Haula waLa Quwwata iLLa Billaah..
Dengan Takbir itu elok lah kita berharap dosa dosa kan berguguran, segala keburukan akan dihilangkan dari rumah kita, buruknya akhlaq & sifat sbg suami atau isteri, keburukan sifat putra putri srt klrg kita. Sehingga segalanya menjadi lebih indah dan Harmoni… Boleh jd, setan yang selama ini ngekost (berdiam diri) di rumah yg sll menginginkan klrg kita asyik bertengkar, menginginkan kita susah, susah fikiran, susah ekonomi dll… Semua itu akan sirna! Akan pergi! Termasuk juga Covid-19 kita minta agar juga pergi dr Bumi ini.
——tapi… Kan pak ustaadz…(nah.! Tp aplg nih ?) tapi saya kan tidak hafal kalimat Takbir… Aplg Khutbah kami tak pandai… Aplg jd Imam shalat Ied kami jg tak pandai…
(aaah, sudahlaaah…. nyalakan saja radio atau you tube mu. Ketik “Takbiran”. Naah Takbir sama². Lalu… Tak payah kau khutbah, langsung saja imami shalat ga usah dikeraskan suaramu; “SILENT” pun.. Jadilah)
Sudah.. yaaa…tak usah tapi…tapi..lg… Buat hidup ini mudah… Karena TUHAN ingin kemudahan bagimu..jgn malah kamu persulit sendiri dirimu… Sebab.. IA Sayang padamu…
يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر (Al- Baqoroh 185)
Hmm.. aku juga “menyayangi-mu, mengasihimu..”

Baca Juga  Jejak Kiai Istad Djanawi, Sang Penawar di Bumi Tawar

Mhn maaf, tulisan ini sama sekali bukan untuk di debat, hanya sebatas mengajak kita semua merenung, berfikir dan bersikap lebih bijak. Jangan sampe kita ibadah bukan didasari Ilmu..namun nafsu yang mendasari. (Achmad Ridho Amir – PAIF Kemenag Batam / Khadim Masjid Agung Batam)

#salam santun
#salam silaturrahiem
#salam jelang akhir Ramadhan 1441 H
#Stay at home
#Hidup Sehat & terus berdoa
#Shalat di rumah saja
#Disiplin, Insya Allah semua akan baik baik saja
#Bersatu, bersama Kita bisa

Yaa Allah, angkatlah wabah Virus Corona

#sorbansantrinu

 

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan